Sunday, December 13, 2015

URBAN LEGEND



THE  HITCHIKER
PENUMPANG

:.:.:
            Malam ini aku sial sekali.

            Dosenku yang galak itu memberikan pelajaran hingga matahari kembali ke peraduannya. Lalu saat pulang, seekor kucing melintas di depan mobilku, membuatku mengerem mendadak. Dan akibatnya, di dahiku ada sebuah lintasan tipis darah karena terbentur stir.

            Yang lebih sial lagi, kakakku Aldo sedang ngapel ke rumah Mia kekasihnya. Holy shit…! Kenapa aku sial sekali?!! Ini artinya malam ini aku tidur sendiri di rumah karena orang tuaku sedang bisnis di luar kota!

            Aku menyalakan Ipod-ku, menyetel lagu kesukaanku. Super Junior – Boom Boom. Heuh, lumayanlah… sedikit hepi walau masih dongkol.

            Hey, ada seorang wanita di pinggir jalan sana, mengayunkan satu tangannya, meminta tumpangan. Wanita itu tampak membawa ransel. Hmm, sepertinya ia seorang petualang yang membutuhkan penginapan?

            Aku menepikan mobilku persis di depannya.

            “Tumpangan?” tanyaku ramah. Ia mengangguk. Wajahnya cantik namun sedikit pucat. Mungkin karena kedinginan, soalnya ia hanya memakai tank top ungu yang nampak bagus di tubuh rampingnya itu.

            Ia langsung membuka pintu dan duduk di kursi penumpang di sebelahku. Aku bertanya mau ke mana, ia hanya menjawab, “Jalan saja. Nanti kutunjukkan,” walah walah… apa jangan jangan dia hantu, ya? Ah, masa secantik dan seseksi ini hantu?

            “Dahi anda berdarah?” tanyanya. Aku tersenyum kikuk, teringat kucing sialan tadi. “Ah… tidak apa apa. Hanya gores saja,” yaa, gores tapi saat itu kepalaku sakit bukan main. Benar benar kucing brengsek!

Dia menunjuk tikungan di perempatan. Aku menepikan mobilku di situ. Tikungan yang gelap karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kukira dia dijemput di sini oleh temannya, tapi dia malah berkata…

            “Di sini aku mati.”

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About